Ya’ahowu “Fanunu Fandru” – Arti sebenarnya?

 Ya’ahowu “Fanunu Fandru” – Arti sebenarnya?   Sering kedengaran dua ungkapan ini untuk mengucapkan Selamat Natal: Yang satu Internasional                 “Merry Christmas”, Yang lain Regional                          “Fanunu Fandru”.   Apakah Anda mengetahui arti kedua ungkapan ini?   Christmas dalam

Continue reading

OMO LARAGA MENJADI OMO NIHA SATO

OMO LARAGA MENJADI OMO NIHA SATO Oleh: Bernard Niali Telaumbanua Omo Laraga sebagai salah satu dari beberapa tipe rumah adat orang Nias, memiliki kekhasannya sendiri, yaitu bulat oval dengan atap yang tinggi megah. Di masa lalu, ada banyak sekali Omo Laraga ditemukan di wilayah Kabupaten Nias dan Nias Utara, hampir

Continue reading

Adat Istadat – Böwö dan Pohon Böwö di Kepulauan Nias

Rupanya perlu suatu pernyataan terbuka perihal istilah Böwö, karena pada umumnya istilah Böwö disamakan dengan uang atau mas kawin. Begitu pula pada rapat LBN Kota Gunungsitoli pada bulan Maret 2017 yang saya hadiri. Untuk mendapatkan artikel ini Anda dapat memperolehnya di Museum Pusaka Nias. Silahkan baca selengkapnya di sini :

Continue reading

Mengidentifikasi Sosok Si’ulu Laowoziduhu

PendahuluanMengawali tulisan ini, saya harus mengucapkan terimakasih kepada Marselino Fau, seorang pemerhati warisan budaya Nias yang telah menjadi teman diskusi dan karenanya telah mendorong saya untuk mencoba mengidentifikasi sosok Laowoziduhu lalu menguraikannya dalam tulisan singkat ini.Laowoziduhu dalam sejarah NiasSepanjang yang dapat kita ketahui di kepulauan Nias (tempo dulu) ada belasan

Continue reading

Sejarah Portugis di Indonesia

Pada tahun 1505 Armada Portugis bertolak di Lisbon, ibukota negara Portugal, dengan 22 Kapal Laut, l/k 1.000 orang awak kapal dan 1.500 prajurit. Komando di tangan Francesco de Almeida yang sebelumnya diangkat oleh raja Portugis menjadi  Wakil Raja Portugis untuk India. 3 dari 22 kapal berada di bawah komando seorang

Continue reading

Kegiatan Pelaksanaan Pesta Perkawinan

Pepatah lama mengatakan: “Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, lain kampung lain adatnya”. Dalam bahasa Nias terdapat pula pepatah yang sepadan dengan itu berbunyi : “Sara nidanö sambua ugu-ugu, sambua mbanua sambua mböwö”. Terjemahan bebasnya ialah satu sungai tersendiri bunyi airnya, satu desa tersendiri adatnya. Dibawah ini penulis

Continue reading