Situs Budaya – Nias Selatan

museum_pusaka_nias_situs_budaya_selatan_9Para peneliti dan wisatawan sering bertanya di Museum ke mana mereka harus pergi untuk melihat contoh-contoh dari pusaka budaya Nias. Ada banyak situs pusaka budaya luar biasa di sekitar Nias, yang pengunjung ke Nias bisa melihat. Di seluruh pulau ada lebih dari seribu rumah-rumah tradisional dan ratusan batu megalit. Di Nias selatan, ada desa-desa tradisional di mana budaya masih sangat hidup. Tanpa keraguan, jumlah terbesar situs warisan adalah terletak di bagian selatan pulau. Ini adalah gambaran ikhtisar situs warisan budaya di Nias Selatan.

Untuk informasi tentang cara untuk berkeliling di Nias dan tempat untuk menginap, silakan mengunjungi website pariwisata kita: www.visitniasisland.com


Kabupaten Nias Selatan

Kabupaten Nias Selatan meliputi bagian selatan pulau dan merupakan kabupaten terbesar di Nias. Ini adalah tujuan paling populer bagi wisatawan, dan mayoritas pengunjung adalah peselancar yang menuju ke gelombang di Lagundri. Selain dari selancar kelas dunia, daerah selatan juga memiliki beberapa situs warisan yang paling spektakuler di Indonesia dengan sejumlah desa tradisional dan megalit yang mudah di jangkau.

Desa di Nias terhubung oleh marga, digabung menjadi wilayah yang disebut öri. Wilayah tradisional (öri) tidak selalu sama dengan unit administratif (kecamatan) saat ini. Di ujung selatan Nias Selatan ada tiga öri yang besar dan berkuasa, dari keturunan nenek moyang: Mölö, Lalu dan Zinö. Mereka dikenal sebagai Maniamölö, Onolalu dan Mazinö. Di sinilah desa-desa yang paling tradisional dan situs warisan yang terawetkan dapat ditemukan hari ini.

Kecamatan Fanayama

Ini adalah daerah yang paling populer dengan pengunjung karena disini ada beberapa desa tradisional besar yang terawat baik, yang dulu dimiliki oleh öri Maniamölö. Kecamatan Fanayama terletak di antara Telukdalam dan Sorake, di mana tersedia banyak jenis akomodasi dan tidak jauh dari desa-desa tradisional.

museum_pusaka_nias_situs_budaya_selatan3

Tari perang spektakular di desa Bawömataluo.

  • Bawömataluo adalah desa tradisional terbesar dan yang terawat baik di Pulau Nias, dengan lebih dari 140 rumah tradisional. Desa ini kadang-kadang disebut Desa Raja. Sebenarnya bukan seorang raja tetapi seorang kepala suku yang kuat yang memerintah daerah itu. Desa ini sering menerima pengunjung, dan penduduk setempat melakukan upacara lompat batu yang terkenal (Hombo Batu). Tarian perang yang spektakuler juga kadang-kadang dipertunjukkan di sini. Banyak pemahat kayu yang membuat seni dan kerajinan tangan tinggal di desa ini.
  • Desa Orahili Fau hanya beberapa ratus meter menuruni bukit dari Bawömataluo dan dapat diakses melalui tangga. Desa ini juga sangat menarik dengan sejumlah 70 rumah tradisional, banyak megalith dan satu batu lompat.
  • Desa Lahusa Fau memiliki 65 rumah tradisional. Ini terletak beberapa kilometer sesudah dilewati Bawömataluo di ujung jalan yang sempit.
  • Desa Hili'amaetaniha adalah salah satu desa yang paling tradisional di Nias dengan 80 rumah tradisional. Desa ini istimewa karena ada sangat sedikit rumah-rumah modern di sini: salah satu contoh baik dari budaya hidup Nias Selatan. Desa ini terletak di atas bukit dengan pemandangan spektakuler dan sangat mudah dijangkau, hanya sepuluh menit mengendari dari Sorake.
  • Desa Botohilitanö (Botohili) memiliki 32 rumah tradisional, dan itu adalah jarak berjalan kaki dari Sorake, di mana terdapat banyak penginapan. Botohili memiliki campuran rumah dari modern dan tradisional.
  • Desa Siwalawa adalah desa tradisional lain sesudah melewati desa Bawömataluo, tetapi sebagian besar dihancurkan oleh bencana api dan tanah longsor. Masih ada beberapa batu megalit yang menarik.
museum_pusaka_nias_situs_budaya_selatan_5

Kiri: Lompat Batu di desa Orahili. Kanan: Batu megalit di desa Lahusa Fau.

Ada juga beberapa situs desa yang telah ditinggalkan, tetapi dimana masih ada banyak megalit yang menarik:

  • Hili'alaŵa: di antara Siwalawa dan Hilimondregeraya.
  • Hilidadaluo: di antara Bawömataluo, Siwalawa dan Hilimondregeraya.
  • Hilitotaö: dekat Orahili Fau. Orang yang diusir dari desa ini mendirikan desa Hili'amaetaniha.

Kecamatan Maniamölö

museum_pusaka_nias_situs_budaya_selatan_6

Kursi rajah di desa Hilisimaetanö. Kelek kursi adalah satu tangan memegang senjata api.

Pada sehari perjalanan ke utara dari Sorake adalah kemungkinan untuk mengunjungi empat desa yang sangat menarik yang juga dulu dimiliki oleh öri Maniamölö. Dianjurkan untuk pergi dengan pemandu lokal karena sulit untuk menemukan arah jalan dan penduduk setempat di daerah ini tidak terbiasa melihat pengunjung luar.

  • Desa Hilisimaetanö adalah salah satu desa tradisional terbesar di Selatan dan terletak hanya 10 km ke utara dari Lagundri. Hari ini, bagian dari desa adalah modern tetapi masih ada sekira 70 rumah tradisional dan beberapa megalit di desa ini.
  • Desa Hilimaniamölö beberapa kilometer utara dari Sorake di sepanjang jalan utama adalah sangat 'modern' karena jalan dibangun melewati desa. Namun masih ada 13 rumah tradisional dan beberapa megalit di sini yang membuatnya layak untuk berhenti.

Lebih jauh ke utara di sepanjang jalan utama adalah giliran kecil (sepeda motor atau kendaraan 4WD saja) yang mengarah ke tiga desa menarik yang jarang dikunjungi. Cari tanda beton kecil dengan tulisan 'Wisata'.

  • Desa Bawogösali Desa ini terletak beberapa kilometer ke atas di jalan yang agak rusak parah dan sempit. Desa ini terpelihara baik dan memiliki 48 rumah tradisional.
museum_pusaka_nias_situs_budaya_selatan_8

Rumah-rumah adat di desa Bawögosali.

  • Desa Hilinawalö Fau terletak beberapa kilometer lebih jauh ke atas bukit. Ini adalah salah satu desa yang terpelihara baik di Nias. Ada beberapa rumah modern di sini dan lebih dari 60 rumah tradisional, dengan banyak megalit tinggi dan unik. Karena baru-baru ini ada pemekaran kecamatan, desa ini sekarang termasuk ke  Kecamatan Fanayama. Tetapi untuk sampai ke sini perlu melakukan perjalanan melalui kecamatan Maniamölö.
  • Desa Onohondrö terletak di atas bukit curam di ujung jalan. Untuk mencapai desa perlu berjalan kaki naik tangga curam. Desa ini kecil tetapi memiliki 24 rumah tradisional, termasuk sebuah rumah raja (Omo Sebua).yang indah tapi agak bobrok. Karena baru-baru ini ada pemekaran kecamatan, desa ini sekarang termasuk ke  Kecamatan Fanayama. Tetapi untuk sampai ke sini perlu melakukan perjalanan melalui kecamatan Maniamölö. Sebenarnya desa ini tidak jauh dari desa Siwalawa dekat BawömataluoDulu, kemungkinan untuk mencapai desa ini hanya dengan berjalan kaki, biasanya dengan berjalan dari daerah Bawömataluo. Hari ini kebanyakan orang mencapai desa ini dengan mengemudi jalan yang lebih panjang melalui sisi utara.
museum_pusaka_nias_situs_budaya_selatan_7

Kiri: Rumah bangsawan (Omo Sebua) di desa Onohondrö. Kanan: Batu megalith di depan Omo Sebua di desa Hilinawalö Fau.

Ada juga beberapa situs desa yang telah ditinggalkan di daerah ini di mana ada beberapa megalit menarik:

  • Hili'amaigila: terletak di atas lereng gunung di belakang desa Bawögosali.
  • Hilifalawu Satua: antara Hilisimaetanö dan So'onogeu. Banyak megalith dari sini ditampilkan dalam buku Schröder yang terkenal tentang Nias.

Kecamatan Telukdalam

Telukdalam adalah kota terbesar kedua di Nias. Tidak jauh ke utara kota, sekitar 30 menit berkendaraan ke atas bukit, ada beberapa desa yang dulu termasuk öri Onolalu. Meskipun kecil, daerah ini layak dikunjungi, bahkan kalau hanya untuk melihat desa Hilimondregeraya.

  • museum_pusaka_nias_situs_budaya_selatan_11

    Tangga masuk ke desa Hilinamözaua

    Desa Hilimondregeraya adalah salah satu yang terbesar dan terpelihara baik dari desa-desa tradisional di selatan. Ada 130 rumah tradisional dan rumah raja besar (Omo Sebua) yang tidak lama dibangun di sini. Museum Pusaka Nias sangat banyak terlibat dalam proyek restorasi di desa ini.

  • Desa Hilinamözaua adalah sebuah desa besar beberapa kilometer dari Hilimondregeraya dengan 75 rumah tradisional. Jalan menuju desa ini bisa menjadi sulit setelah hujan lebat.
  • Desa Hilifalagö desa agak kecil dan bercampur dengan rumah-rumah modern, tetapi mudah untuk dijangkau karena dilewati dalam perjalanan ke Hilimondregeraya.
  • Desa Hilifarono desa agak kecil dan bercampur dengan rumah-rumah modern.

Desa-desa berikut telah dimodernisasi sampai mereka tidak bisa disebut tradisional lagi. Namun para peneliti masih bisa menemukan beberapa contoh megalit yang menarik di sini:

  • Desa Hiligeho
  • Desa Bawölowalani

Ada juga situs desa yang telah ditinggalkan di mana masih banyak megalit yang menarik:

  • Hili'oluzua: di antara Desa Hilifalagö dan Desa Hilimondregeraya.

Kecamatan Mazinö

museum_pusaka_nias_situs_budaya_selatan1Daerah ini dulu disebut öri Mazinö, terletak di arah utara-timur dari Teluk Dalam. Jalan menuju ke desa-desa tidak jauh ke utara dari Genasi, sudut pandangan yang terletak di jalan utama utara-selatan. Ada satu desa yang menarik di daerah ini:

  • Desa Hilinawalö Mazinö memiliki rumah tradisional dan rumah raja (Omo Sebua) yang kedua terbesar di Pulau Nias.

Wilayah Gomo

Menurut legenda, daerah Gomo adalah tempat kelahiran orang Nias. Ini adalah tempat nenek moyang pertama turun dari surga untuk hidup di bumi. Bahkan hari ini, masih dianggap sebagai jantung spiritual dan kebudayaan Nias. Gomo memiliki beberapa megalit yang terbaik di Nias dan gaya yang arsitektur berbeda. Banyak desa kini tercampur dengan rumah-rumah modern, tapi masih layak dikunjungi untuk melihat situs megalitik dan ukiran kayu yang rumit di rumah-rumah penduduk. Dalam wilayah ini termasuk kecamatan-kecamatan Gomo, Lahusa, Sidua'öri, Mazö, Ulu Idanotae dan Ulu Susua. Sampai akhir-akhir ini Anda hanya bisa mencapai daerah ini dengan berjalan kaki. Perjalanan ke Gomo masih membutuhkan waktu beberapa jam dan membutuhkan sepeda motor atau kendaraan 4WD. Sebuah perjalanan ke wilayah Gomo adalah perjalanan sehari penuh, dan banyak orang bermalam di sana untuk bisa melihat semua yang ada di sana. Gomo adalah sekitar dua setengah jam dari Pantai Sorake dan tiga jam dari Gunungsitoli. Perhatikan bahwa hanya ada dua penginapan sederhana di wilayah ini, keduanya berada di desa Orahili Gomo. Beberapa tempat yang sangat menarik di Gomo adalah situs-situs megalitik di:

museum_pusaka_nias_situs_budaya_selatan_tetegewo

Situs megalit Tetegewo

  • Situs megalitik Tetegewo di Desa Hlisao'ötö, Kecamatan Sidua'öri. Situs desa yang ditinggalkan ini berada di puncak bukit yang curam. Lokasi ini dipenuhi hampir 100 megalit berbeda dari berbagai jenis. Mungkin situs megalit paling mengesankan di seluruh Nias.
  • Situs megalit Tundrumbaho di Kecamatan Idanotae. Lokasi yang lebih kecil daripada Tetegewo dan terlampau oleh tumbuhan tapi masih sangat menarik karena ada beberapa megalit osa-osa yang sangat besar.
  • Lahusa Satua di Kecamatan Idanotae mungkin adalah desa yang paling menarik di daerah ini karena kombinasi antara banyak megalit unik dan sebuah rumah adat yang memiliki banyak ukiran. Ada beberapa 'peti mati tengkorak' yang masih berisi tengkorak manusia (bukan dari pengayauan, tapi dari nenek moyang).
  • Desa Sifaoro'asi Gomo di Kecamatan Gomo memiliki dua rumah tradisional yang menakjubkan dan yang mudah diakses dengan banyak patung dan ukiran kayu.

Desa-desa lain yang menarik di wilayah ini termasuk:

  • Desa Sifalagö Susua di Kecamatan Ulu Susua. Desa ini melewati Gomo memiliki beberapa rumah tradisional yang menarik termasuk  sebuah rumah raja besar. Meskipun menarik, desa ini jarang dikunjungi karena akses yang sulit.
  • Desa Simandraolo di Kecamatan Ulu Idanötae memiliki rumah adat yang besar dan banyak megalit dan patung. Megalit ini lebih modern dan karena itu lebih rinci.
  • Desa Gui-Gui di Kecamatan Mazö, tidak jauh dari Desa Sifaoro'asi Gomo. Ada sebuah rumah adat yang memiliki hiasan yang sangat unik.
  • Desa Orahili Sibohou di Kecamatan Gomo. Beberapa megalit termasuk peti mati dan sebuah rumah adat yang sangat besar.
  • Desa Sifalago Gomo di Kecamatan Börönadu dianggap sebagai desa 'pertama' di wilayah ini dan memiliki penanda kuburan untuk marga Hia. Ada beberapa megalit sederhana dan sebuah rumah tradisional di desa ini. Aksesnya sulit.
  • Desa Hililaora di Kecamatan Sidua'öri memiliki sebuah rumah adat yang sangat mudah dijangkau, di samping jalan menuju ke pusat Gomo.
museum_pusaka_nias_situs_budaya_selatan_12

Ukiran kayu yang rinci de depan sebuah rumah adat di desa Sifaoro'asi Gomo.


Kecamatan Lölömatua dan Lölöwau

Di pantai barat Nias Selatan yang jarang dikunjungi, di antara Lagundri dan Gunungsitoli ada satu lagi kelompok situs warisan. Terutama yang menarik di sini adalah beberapa situs megalitik dan gaya bangunan yang berbeda dibandingkan dengan sisa dari selatan. Walaupun terpencil, desa-desa ini dapat diakses dengan mobil. Mereka tidak jauh dari gunung tertinggi di Nias; Lölömatua (885 m).

museum_pusaka_nias_situs_budaya_selatan2

Rumah adat dan situs megalit di desa Olayama.

  • Desa Olayama di Kecamatan Lölöwau memiliki tiga situs megalitik yang unik: yang paling menarik adalah Bitaha, diikuti oleh Hilibadalu dan Hili'ana'a. Pada masa dulu di Olayama, ada gaya bangunan yang unik dengan rumah-rumah yang dibangun di atas tiang batu, bukannya tiang kayu.  Olayama adalah yang paling menarik dari daerah ini. Juga ada rumah-rumah adat dan batu megalit di desa ini:
  • Desa Hilifadölö di Kecamatan Lölöwau
  • Desa Soliga  di Kecamatan Lölöwau
  • Desa Ehosakhozi di Kecamatan Lölöwau
  • Desa Koendrafö di Kecamatan Lölömatua
  • Desa Sogawunasi di Kecamatan Lölömatua
  • Desa Tuhemberua di Kecamatan Lölömatua
  • Desa Lawa-lawa Luo di Kecamatan Lölömatua

Nias Selatan

south-nias-regency-logo

Kabupaten Nias Selatan

Termasuk Kepulauan Batu (Tellos)

kabupaten-nias-selatan-map

Diresmikan: 28 Juli 2003.
Area: 1.626 km².
Populasi (2010): 289.876.
Kepadatan penduduk:
180 / km².
Kursi pemerintah lokal:
Telukdalam.
Kota terbesar:
Telukdalam.
Kecamatan: 18.

nias-selatan-2b

 


Lokasi situs budaya di Nias Selatan:


Kecamatan Fanayama

fanayama

  • Desa Bawömataluo
  • Desa Orahili Fau
  • Desa Lahusa Fau
  • Desa Hili'amaetaniha
  • Desa Botohilitanö

Kecamatan Maniamölö

maniamolo

  • Desa Hilisimaetanö
  • Desa Bawögosali
  • Desa Hilinawalö Fau
  • Desa Onohondrö

Kecamatan Telukdalam

teluk-dalam

  • Desa Hilimondregeraya
  • Desa Hilinamözaua

Kecamatan Mazinö

mazino-1

  • Desa Hilinawalö Mazinö

Kecamatan Gomo (Wilayah Gomo)

mazino

  • Desa Tundrumbaho, Kecamatan Huruna
  • Desa Lahusa Satua, Kecamatan Gomo
  • Desa Sifalagö Gomo,Kecamatan Börönadu
  • Tetegewo - situs megalitik, Desa Hlisao’ötö , Kecamatan Sidua’öri

Kecamatan Lölöwau

lolowau

  • Desa Olayama

 

ARSITEKTUR NIAS SELATAN

omo-hada-southern-style-w3Gaya rumah adat 'Omo Hada' dari selatan

omo-hada-southern-style-w5

Gaya rumah adat 'Omo Hada' dari selatan
omo-hada-central-style-w

Gaya rumah adat 'Omo Hada' dari Nias tengah 

nias-tengah

Gaya rumah adat 'Omo Hada' dari Nias tengah

tetegewo-gomo-house

Gaya rumah adat 'Omo Hada' dari Nias tengah

central-nias

Gaya rumah adat 'Omo Hada' dari Nias tengah

omo-sebua_facade_cf-de-boer

Gaya rumah adat 'Omo Sebua' (rumah rajah desa) dari selatan

south-nias-villages-w

Desa di Nias, khususnya di Nias selatan, sering dibangun di atas bukit untuk tujuan defensif.

 

© Yayasan Pusaka Nias 2017. Designed & Edited by Björn Svensson & Shanti Fowler