KEGIATAN KAMI
Profil Yayasan Pusaka Nias
Museum Pusaka Nias dikelola oleh Yayasan Pusaka Nias yang bersifat sosial dan nirlaba. Kegiatan utamanya berfokus pada pelestarian budaya Nias. Yayasan Pusaka Nias didirikan oleh Pastor Johannes Hammerle yang telah bekerja di Nias sejak tahun 1971. Selama bekerja di daerah terpencil di Nias, ia menjadi sangat tertarik pada bahasa, budaya dan sejarah Nias. Dia juga menyadari bahwa karena kemiskinan dan kurangnya pendidikan, budaya yang unik ini akan menghilang sangat cepat. Dia mulai mengumpulkan artefak sejarah dan budaya untuk dilestarikan demi masa depan. Cita-citanya adalah untuk melestarikan benda-benda ini bagi masyarakat Nias agar artefak penting ini terhindar dari kehancuran atau keluar dari pulau Nias. Setelah 20 tahun mengumpulkan dan meneliti benda-benda budaya Nias, maka Yayasan Pusaka Nias (Nias Heritage Foundation-YPN) didirikan pada tahun 1991. Lembaga ini didirkan sebagai wujud keprihatinan terhadap kepunahan budaya Nias dan pentingnya mempertahankan nilai-nilai luhur budaya Nias sebagai identitas Suku Bangsa Nias. Misi utama dari yayasan ini adalah untuk mengelola sebuah museum sebagai pusat pelestarian budaya Nias, baik yang berwujud dan yang tidak berwujud.
Sejak diresmikan, yayasan telah memperluas kegiatannya, yang juga mencakup pendidikan, penelitian, kesadaran lingkungan hidup dan pariwisata berkelanjutan. Hari ini kompleks Museum telah menjadi salah satu atraksi wisata yang paling penting dengan taman rekreasi yang indah, sangat populer dengan masyarakat lokal dan wisatawan yang berkunjung.
Selain dari mengelola kompleks museum, yayasan terlibat dalam banyak proyek penjangkauan yang berkaitan dengan pendidikan budaya, lingkungan hidup dan penelitian. Setelah bencana gempa bumi 2005, Yayasan membawa perhatian internasional kepada warisan budaya Nias yang terancam. Akibatnya, Yayasan sudah bekerja sama dengan banyak organisasi internasional untuk memfasilitasi rehabilitasi ratusan rumah adat dan situs budaya di seluruh pulau.
Pada tahun 2014 Pastor Johannes Hammerle diakui secara nasional dengan penghargaan untuk "Pelestari Cagar Budaya dan Museum Terbaik" dari Kementerian Pendidikan dan Budaya Indonesia untuk tahun 2014.
Kegiatan utama Museum Pusaka Nias
Museum ini dijadikan basis untuk kegiatan pelestarian budaya Nias mulai dari pengumpulan berbagai artefak budaya Nias, hingga pada pameran artefak, penelitian, penerbitan buku budaya Nias, pengelolaan perpustakaan, penyelanggaraan pendidikan dan pelatihan budaya, pendokumentasian visual dan audiovisual, pembudidayaan taman berkhasiat obat, konservasi flora dan fauna Nias, mengelola taman rekreasi kultural, mendampingi masyarakat desa adat untuk merehabilitasi rumah-rumah adat dan situs megalit di Kepulauan Nias, merevitalisasi seni tari dan musik tradisional, mengadakan pertunjukkan tari dan musik melalui sanggar dan menata dan mempromosikan potensi destinasi pariwisata di Kepulauan Nias.
Organisasi
Museum Pusaka Nias adalah lembaga yang sudah lama berjalan dan merupakan organisasi nirlaba di Nias. Hal ini juga diketahui oleh seluruh masyarakat di pulau Nias. Museum Pusaka Nias dikelola oleh tim yang berdedikasi, setia, yang telah menghabiskan bertahun-tahun bekerja sama untuk mengembangkan museum ini, hingga seperti yang kita lihat sekarang ini. Museum dikelola oleh Yayasan Pusaka Nias. Untuk informasi lebih lanjut tentang staf kami, silakan melihat ke sisi halaman kanan ini.
Ada juga karyawan yang bekerja untuk keamanan, penerimaan tamu, kafe, kebun binatang, guest house, taman rekreasi dan pekerjaan umum. Total pekerja sekitar 40 orang. Organisasi ini sering dibantu oleh berbagai relawan dan siswa, baik lokal maupun asing.
Pendanaan
Museum Pusaka Nias adalah museum swasta, karena itu tidak mendapat dana secara rutin dari pemerintah. Awalnya, yayasan mengandalkan jaringan mitra dengan berbagai organisasi dan perorangan untuk mendanai program dan kegiatannya. Sekarang, Museum memperoleh dana dari donasi untuk masuk museum, dari guesthouse, sewa ruangan pertemuan dan penjualan di kafé. Museum ini berusaha untuk menjadi semakin mandiri melalui kegiatan-kegiatan ini, tapi akan terus bergantung pada hibah dan sumbangan untuk mendanai program publik di desa-desa.
Visi
Menanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan suku Nias dan mendorong masyarakat untuk mengenal, menghayati dan mengembangkan nilai-nilai budayanya yang konstruktif menjadi media pendidikan.
Misi
Mengembangkan dan mengelola museum yang diberi nama 'MUSEUM PUSAKA NIAS' (Nias Heritage Museum) sebagai pusat segala perwujudan visinya.
Memfasilitasi masyarakat untuk mempertahankan dan mengembangkan pengetahuan, kearifan dan nilai-nilai budaya Nias yang masih ada, menjadikannya sebagai sumber pendidikan tentang manusia yang beradab dan memiliki identitas tersendiri.
Meneliti, menggali, mendokumentasikan, memamerkan dan mempublikasikan baik budaya material maupun immaterial sebagai sumber pengetahuan dan media refleksi.
Menumbuhkan kesadaran dan keingintahuan masyarakat akan tingginya nilai yang terkandung dalam budaya Nias.
FASILITAS MUSEUM
PENGURUS DAN STAF MUSEUM
Pastor Johannes M. Hammerle, OFMCap Pendiri Museum Pusaka Nias
Pastor Dionisius Laia, OFMCap Ketua Yayasan Pusaka Nias
Pastor Pius Ndruru, OFMCap Ketua Badan Pembina Yayasan Pusaka Nias
Pastor Martin Wau, OFMCap Sekretaris Yayasan Pusaka Nias
Bruder Medard Sihura, OFMCap Bendahara Yayasan Pusaka Nias
Nata'alui Duha Direktur Museum Pusaka Nias. Bertanggung jawab atas semua pengelolaan Museum.
Oktoberlina Telaumbanua Kepala Bidang Usaha Museum Pusaka Nias
Faozisökhi La'ia Kepala Bidang Pengelolaan Koleksi dan Pameran.
Fabius Ndruru Sekretaris Museum Pusaka Nias and Publikasi.
Idaman Harefa Keuangan dan Akuntan
Hatima Farasi Bendahara
Arozanolo Gulö Kepala Perpustakaan, dan Taman Satwa
Gratiano Telaumbanua Jaringan & Teknisi, Design, Website.
Faozatulö Gulö Transportasi, Logistik Pelayanan umum
Filemon Hulu Pemandu (Guide), Publikasi Media Sosial
LOGO MUSEUM
Simbol ini penting dalam budaya Nias, namanya Ni'ogolilimo. Ini melambangkan bagian dalam buah. Ada segmen yang berbeda, tapi kulit luar memegang itu bersama-sama, seperti budaya orang Nias.