BUDAYA NIAS
Sejarah Nias
Orang Nias
Istiadat Nias
Tarian & Musik
Arsitektur Nias
Situs Budaya - Selatan
Situs Budaya - Utara
Situs Budaya - Nias Utara
Para peneliti dan wisatawan sering bertanya Museum tentang ke mana harus mereka pergi untuk melihat contoh-contoh dari pusaka budaya Nias. Secara budaya, Nias bisa kurang lebih dibagi ke bagian selatan dan utara. Antara selatan dan utara ada perbedaan dalam dialek bahasa, gaya pakaian tradisional, lagu-lagu dan tarian. Namun perbedaan yang paling jelas adalah arsitekturnya, di mana rumah-rumah di utara adalah yang berbentuk lonjong, dan di selatan yang berbentuk persegi panjang. Dibandingkan dengan Nias Selatan situs-situs budaya di utara lebih tersebar, dan itu sangat biasa untuk melihat rumah tradisional atau megalit secara tunggal saja. 'Modernisasi' melalui penjajahan dan kekristenan mulai di utara, dan praktek-praktek kebudayaan ditinggalkan lebih awal dari di selatan. Namun masih ada banyak situs yang menarik untuk dilihat sekitar bagian utara pulau. Secara budaya, daerah 'Utara' itu termasuk Kabupaten-kabupaten Nias Barat, Nias (Induk) dan Nias Utara serta kota Gunungsitoli. Keadaan jalan di daerah ini masih geradakan, tapi sebagian besar situs yang disebutkan di sini dapat diakses oleh kendaraan.
Untuk informasi tentang cara untuk berkeliling di Nias dan tempat untuk menginap, silakan mengunjungi website pariwisata kita: www.visitniasisland.com
Gunungsitoli
Gunungsitoli adalah kota utama dan kota terbesar di Pulau Nias. Meskipun Gunungsitoli tidak lagi memiliki kewenangan untuk memerintah seluruh pulau, ia masih dilihat oleh kebanyakan orang sebagai ibukota Nias. Museum ini terletak di bagian utara pusat kota.
Dengan mendasarkan diri di Gunungsitoli, itu mudah untuk menemukan contoh menarik dari gaya rumah utara yang unik. Dibandingkan dengan selatan, desa-desa di utara jauh lebih kecil dan rumah-rumah tradisional individu dapat dilihat di lokasi-lokasi acak di luar kota. Tidak jauh dari kota adalah dua desa yang paling menarik di Gunungsitoli:
- Tumöri di Kecamatan Gunungsitoli Barat adalah desa tradisional yang paling mudah diakses dekat kota, hanya 15 menit berkendara dari pusat kota. Ada sepuluh rumah tradisional di sini yang berusia antara 50 sampai 120 tahun. Meskipun usia mereka, bangunan-bangunan ini sangat terawat. Apa yang unik tentang Tumöri adalah bahwa ini benar-benar sebuah desa hidup, tapi masih disimpan dalam gaya tradisional. Rumah-rumah dicat dengan warna cerah dan memiliki listrik dan pipa saluran air. Apa yang membuatnya istimewa adalah kombinasi baru dan lama.
- Sihare’o Siwahili Desa ini hanya 5 menit dari Tumöri. Rumah-rumah dengan gaya yang sama tetapi lebih tradisional. Ini menawarkan kontras yang menarik ke Tumöri.
Tidak jauh dari kota, lain contoh-contoh yang menarik dari rumah-rumah tradisional dan megalit dapat dilihat:
Kota Gunungsitoli
- Desa Iraonogeba memiliki sebuah rumah tradisional indah di sudut pandang populer dengan pemandangan ke seluruh Gunungsitoli. Di rumah ini ada juga kios kecil di mana pengunjung bisa membeli minuman dingin dan kopi. Ikuti papan tanda untuk RRI. (Radio Republik Indonesa) dan mencari antena besar. Terlepas dari rumah-rumah di Museum, ini adalah lokasi terdekat ke kota di mana anda dapat melihat rumah tradisional.
- Desa Lelewönu Niko'otanö memiliki empat rumah tradisional. Terletak di kaki Gua Togi Ndrawa yang terkenal untuk penggalian arkeologi yang menemukan bukti 12.000 tahun penghunian manusia. Dari pusat kota, berkendara dari rumah sakit umum menuju arah barat ke pedalaman ke Alasa. Dalam perjalanan menuju ke desa, ada beberapa rumah tradisional lainnya di sepanjang jalan.
Kecamatan Gunungsitoli Selatan
- Dengan perbaikan jalan menuju ke Desa Lölölakha, tidak sulit lagi untuk sampai ke sana. Sekarang adalah kemungkinan untuk mengemudi ke sini dalam sekitar 45 menit dari pusat kota. Pemukiman ini memiliki lima rumah tradisional yang sangat asli, dan beberapa rumah 'hybrid' yang terdiri dari campuran gaya baru dan lama. Rumah-rumah tua di sini sangat terawat dengan baik, tapi tidak dimodernisasi.
- Desa Onozitoli Idanoi memiliki beberapa megalit menarik yang menandai rumah leluhur dari marga Harefa, salah satu keluarga besar dan kuat di Pulau Nias. Kecamatan Gunungsitoli Idanoi
Kecamatan Gunungsitoli Idanoi
- Desa Dahana terletak 30 menit berkendara selatan dari kota, dekat bandara. Desa ini cukup tersebar, tapi ada sekelompok lima rumah tradisional di sini. Di atas bukit dekat kelompok utama adalah sebuah megalit antropomorfik yang sangat menarik dengan fitur manusia.
- Desa Hilimbawö Desölö tidak jauh dari Dahana dan memiliki satu rumah tradisional.
- Desa Bawö Desölö adalah tepat di belakang Hilimbawö Desölö dan memiliki tiga rumah tradisional.
- Desa Onowaembo memiliki tujuh rumah tradisional dan beberapa megalit.
- Desa Lölö'ana'a memiliki salah satu langka rumah 'transisi' di mana ada kemungkinan untuk melihat perubahan arsitektur dari gaya selatan ke gaya utara.
Kabupaten Nias Barat
Kabupaten Nias Barat adalah salah satu kabupaten yang lebih kecil di Nias dan terletak di pertengahan pedalaman dan pantai pertengahan barat pulau. Secara budaya, Nias Barat adalah daerah yang menarik karena merupakan bagian yang paling tradisional dari bagian utara Nias dan ada banyak situs warisan di sini. Beberapa lokasi yang menarik adalah:
- Desa Sisarahili di Kecamatan Mandrehe.
- Desa Simae'asi di Kecamatan Mandrehe.
- Desa Onolimbu di Kecamatan Lahömi.
Berikut adalah daftar desa-desa yang memiliki rumah-rumah tradisional dan megalit di Kabupaten Nias Barat:
Kecamatan Mandrehe
- Desa Sisarahili memiliki tiga rumah tradisional dan situs megalitik dekatnya yang menarik, yang dipanggil Tekhemböwö dan Hiligoe.
- Desa Simae'asi memiliki delapan rumah-rumah tradisional.
- Desa Zuzundrao memiliki tiga rumah tradisional dan beberapa megalit.
- Desa Hayo memiliki tiga rumah tradisional.
- Desa Iraono Gambö memiliki dua rumah tradisional dan beberapa megalit.
- Desa Tuhemberua memiliki situs megalitik yang sangat menarik.
- Desa Doli-doli memiliki satu rumah tradisional dan satu megalit
- Desa Bukit Tinggi memiliki sebuah rumah tradisional.
- Desa Lölözirugi memiliki satu megalit.
Kecamatan Mandrehe Utara:
- Desa Ononamölö I memiliki dua rumah tradisional.
- Desa Balödanö memiliki sebuah rumah tradisional.
- Desa Sihare'ö memiliki sebuah rumah tradisional.
- Desa Hilimböwö Lahagu memiliki sebuah rumah tradisional.
- Desa Hilimayo memiliki sebuah rumah tradisional.
Kecamatan Mandrehe Barat
- Desa Fadoro Sifulubanua memiliki tiga rumah tradisional.
- Desa Orahili Badalu memiliki tiga rumah tradisional.
- Desa Lasara Bahili memiliki dua rumah tradisional.
- Desa Lasara Faga memiliki dua rumah tradisional.
- Desa Ononamölö III memiliki sebuah rumah tradisional dan megalit.
Kecamatan Moro'ö
- Desa Gunung Baru memiliki tiga rumah tradisional.
- Desa Hilifadölö memiliki dua rumah tradisional.
Kecamatan Lahömi:
- Desa Onolimbu memiliki enam rumah tradisional dan beberapa megalit.
- Desa Iraono Gaila memiliki lima rumah tradisional.
- Desa Lölöwa'u memiliki tiga rumah tradisional dan beberapa megalit.
- Desa Sisobambowo memiliki tiga rumah tradisional, dan salah satu dari mereka sangat tinggi.
- Desa Lasara Bale memiliki tiga rumah tradisional.
- Desa Sitölubanua memiliki tiga rumah tradisional.
- Desa Onowaembo memiliki dua rumah tradisional.
Kecamatan Lölöfitu Moi
- Desa Tulumbaho memiliki sebuah rumah transisi menarik, di mana ada kemungkinan untuk melihat fitur-fitur kedua jenis arsitektur dari selatan dan utara.
Kabupaten Nias (Nias Induk)
Nias adalah nama dari sebuah kabupaten di timur-tengah Nias, selatan dari kota Gunungsitoli. Awalnya Pulau Nias di administrasi sebagai satu kabupaten (Kabupaten Nias). Tetapi pada waktu reformasi otonomi daerah di Indonesia, Nias dibagi menjadi dua kabupaten dan akhirnya ke empat kabupaten dan satu kota. Orang Nias sering menyebut kabupaten ini sebagai Nias Induk. Hari ini sebagian besar pengunjung melewati daerah ini karena mereka menuju ke selatan ke daerah selancar dan desa-desa tradisional yang terkenal. Diketahui bahwa ada banyak situs budaya yang menarik di pedalaman seperti megalit dan rumah-rumah tradisional. Sayangnya mereka itu tersebar di daerah terpencil dan akses sangat buruk. Sangat sedikit orang mengunjungi daerah ini. Ini adalah beberapa situs yang menarik di Kabupaten Nias:
- Desa Holi di Kecamatan Ulu Gawo.
- Megalit Hilimbaruzö di Desa Tuhemberua, Kecamatan Ma'u.
Berikut adalah daftar dari desa-desa dengan rumah-rumah tradisional dan megalit di Kabupaten Nias:
Kecamatan Bawolato
- Desa Sifaoro'asi Ulu Hou memiliki dua rumah tradisional. Beberapa artefak yang unik dari rumah ini sekarang dipamerkan di Museum Pusaka Nias. Ukiran kayu dari Bawolato sangat rumit dan berbeda dari gaya daerah lain di Nias.
- Desa Bawölato memiliki sebuah rumah tradisional.
Kecamatan Ulu Gawo
- Desa Holi memiliki tiga rumah tradisional.
- Desa Sifaoro'asi memiliki dua rumah tradisional. Desa ini hanya dapat dicapai melalui berjalan kaki.
Kecamatan Idano Gawo
- Desa Oladanö memiliki dua rumah tradisional.
- Desa Maliwa'a memiliki satu situs megalit.
Kecamatan Ma'u
- Desa Dekha memiliki sebuah rumah tradisional dan dua situs megalit.
- Hilimbaruzö I, Desa Tuhemberua memiliki megalit antropomorfik besar yang disebut Balugu Tendroma Luo.
- Desa Lewa-lewa memiliki satu megalit.
Kecamatan Gido
- Desa Lahemo Desa memiliki sebuah megalit yang tua dan makam leluhur dari marga Ho, yang adalah salah satu keluarga pertama, Ono Niha, yang tiba ke Pulau Nias.
Kecamatan Hiliserangkai
- Desa Lalai Satua memiliki tiga rumah tradisional dan banyak megalit.
- Desa Lölöwua memiliki tiga rumah tradisional dan satu megalit.
- Desa Botombawö memiliki dua rumah tradisional.
- Desa Dahadanö memiliki dua rumah tradisional dan beberapa megalit.
Kecamatan Botomuzöi
- Desa Lasara Botomuzöi memiliki sebuah rumah tradisional dan satu situs megalitik yang disebut Sigelo Galua.
- Desa Ononamölo I memiliki sebuah rumah tradisional.
- Desa Hiliwa'ele memiliki sebuah rumah tradisional.
- Desa Lasara Buakhe memiliki sebuah rumah tradisional.
Kecamatan Hiliduho
- Desa Sisobahili Tanöse'ö memiliki dua rumah tradisional.
- Desa Dima memiliki dua rumah tradisional.
- Desa Mazingö Tanöse'ö memiliki sebuah rumah tradisional.
- Desa Sisarahili memiliki sebuah rumah tradisional.
- Desa Sinarikhi memiliki sebuah rumah tradisional.
Kabupaten Nias Utara
Kabupaten Nias Utara meliputi bagian atas Pulau Nias dan dikenal untuk garis pantai yang menakjubkan dengan banyak pantai berpasir dan pulau-pulau surga kecil. Ini adalah sudut yang sangat damai dan indah di Nias. Dibandingkan dengan Nias selatan, di Nias utara situs warisan budaya jauh kurang. Selama berabad-abad pedagang-pedagang budak dari Aceh menggerebek daerah utara. Dan karena itu, pemukiman-pemukiman semua adalah kecil dan tersembunyi jauh di pedalaman. Kelompok-kelompok mengayau dari selatan juga secara teratur menyerang desa-desa utara. Akibatnya ada bagian-bagian utara yang hampir tidak berpenghuni. Hari ini masih ada rumah-rumah tradisional dan megalit untuk dilihat di utara, tetapi lebih kurang dan lebih tersebar daripada di selatan.
Tempat terbaik untuk melihat rumah-rumah tradisional di Kabupaten Nias Utara adalah di Kecamatan Alasa dan Tugala Oyo. Duanya bisa dicapai dalam beberapa jam dari Gunungsitoli dengan mengemudi ke arah barat melintasi pedalaman pulau. Mengemudi ke Alasa agak mudah, tetapi untuk sampai ke Tugala Oyo adalah lebih sulit. Untuk sampai ke Tugala Oyo, perjalanan melintas ke Kabupaten Nias Barat dan kemudian kembali ke utara untuk ke Kecamatan Tugala Oyo. Daerah ini terkenal untuk jalan yang rusak parah.
- Desa Humene Sihene’asi di Kecamatan Tugala Oyo adalah pemukiman paling tradisional di Kabupaten Nias Utara dan memiliki 13 rumah tradisional dalam kondisi sangat baik. Saat ini akses ke desa ini dibatasi hanya untuk sepeda motor atau kendaraan roda empat.
- Desa Ononazara di Kecamatan Tugala Oyo memiliki satu rumah tradisional. Rumah ini terletak sebelum jembatan gantung yang menyeberangi Sungai Oyo dan tepat di pinggir jalan.
- Desa Te’olo di Kecamatan Tugala Oyo memiliki rumah tradisional besar dengan beberapa megalit di depan. Rumah ini terletak satu km setelah jembatan gantung di Sungai Oyo dan hanya bisa dicapai dengan sepeda motor atau berjalan kaki, dari jembatan itu.
- Desa Anaoma di Kecamatan Alasa memiliki satu rumah tradisional yang besar.
- Desa Fulölö (Dusun III) di Kecamatan Alasa memiliki rumah tradisional besar yang membutuhkan berjalan kaki 3 km untuk sampai ke sana. Rumah ini tidak jauh dari batu terkenal yang memiliki tapak rusa di atasnya.
- Desa Ononamölö di Kecamatan Alasa memiliki megalit antropomorfik langka (untuk Nias utara), disebut Gowe Balugu Halu'ana'a, di sebuah situs desa yang sudah ditinggalkan. Untuk sampai ke sana membutuhkan empat km berjalan kaki melalui hutan di jalan yang sulit dan sempit.
- Desa Banua Sibohu Tiga di Alasa Talumuzoi memiliki satu rumah tradisional yang agak bobrok.
Desa-desa berikut adalah dalam daerah yang benar-benar utara dan diakses dengan mengemudi ke utara sepanjang pantai dari Gunungsitoli sampai mencapai Nias Utara.
- Desa Lölöfaoso di Kecamatan Lotu memiliki satu rumah tradisional dalam kondisi yang sangat baik. Ini adalah rumah yang paling mudah diakses di Nias Utara karena tepat di pinggir jalan dan tidak jauh dari ibukota kabupaten.
- Desa Sisarahili (Dusun Onombongi ) di Kecamatan Namöhalu Esiwa memiliki satu batu megalit yang besar, mungkin yang terbesar di Kabupaten Nias Utara. Tetapi kelihatan agak sederhana, tanpa ukiran.
- Desa Onozitoli Sawö dan Desa Sanawuyu tepat di sebelah satu sama lain di Kecamatan Sawö dekat ujung utara Pulau Nias. Dalam jarak berjalan kaki, ada dua situs megalitik dengan beberapa megalit yang tinggi tapi sederhana. Situs-situs tersebut adalah titik paling utara di Pulau Nias, di mana megalit telah ditemukan. Ada juga sebuah rumah tradisional yang sangat bobrok di Desa Onozitoli Sawö.
Rumah transisi
Di tengah Nias ada beberapa rumah yang menunjukkan transisi di antara gaya bangunan selatan dan utara. Rumah-rumah ini memiliki campuran rincian desain arsitektur . Rumah transisi dapat dilihat di desa-desa berikut:
- Desa Dekha , Kecamatan Ma'u , Kabupaten Nias.
- Desa Lölö'ana'a , Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Gunungsitoli
- Desa Tulumbaho, Kecamatan Lölöfitu Moi, Kabupaten Nias Barat
BAGIAN UTARA NIAS
KOTA GUNUNGSITOLI
Diresmikan: October 2008.
Area: 230 km².
Populasi (2010): 125,556.
Kepadatan penduduk:
540 / km².
Kursi pemerintah lokal:
Gunungsitoli.
Kota terbesar:
Gunungsitoli.
Kecamatan: 6.
Kabupaten Nias Barat
Diresmikan: Mei 2009.
Area: 544 km².
Populasi (2010): 81,807.
Kepadatan penduduk:
150 / km².
Kursi pemerintah lokal:
Lahömi.
Kota terbesar:
Sirombu.
Kecamatan: 8.
KABUPATEN NIAS
Diresmikan: Mei 2009.
Area: 980 km².
Populasi (2010): 132,000.
Kepadatan penduduk:
134 / km².
Kursi pemerintah lokal:
Gido.
Kota terbesar:
Hiliweto.
Kecamatan: 9.
KABUPATEN NIAS UTARA
Diresmikan: 26 Mei 2009.
Area: 1.501 km².
Populasi (2010): 127,530.
Kepadatan penduduk:
85 / km².
Kursi pemerintah lokal:
Lotu.
Kota terbesar:
Lahewa.
Kecamatan: 11.
Arsitektur Nias Utara
Gaya rumah adat 'Omo Hada' dari utara
Gaya rumah adat 'Omo Hada' dari utara
Atap batin dari rumah adat Nias Utara
Mukah bangunan Rumah adat Nias Utara