KEGIATAN KAMI
Program-Program Kegiatan
Selain kegiatan pameran dan konservasi benda-benda cagar budaya sebagaimana layaknya untuk sebuah museum, Yayasan Pusaka Nias memiliki sejumlah program publik yang bertujuan untuk penguatan dan penumbuhan pemahaman masyarakat luas akan budaya, seni dan alam semesta. Program-program publik tersebut antara lain:
Pendidikan pemahaman budaya bagi anak-anak sekolah dan guru
Pendidikan atau pelatihan peningkatan pemahaman budaya Nias bagi siswa-siswi dan guru-guru sekolah di kepulauan Nias dimulai secara rutin tiap tahun sejak tahun 2009. Proyek pertama dilakukan atas kerja sama dengan Bank Dunia melalui program KRRP Departemen Dalam Negeri Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Hingga saat ini program pelatihan ini masih tetap dilaksanakan setiap tahun dengan mitra yang berbeda-beda. Diantaranya dari D.O.K – AA melalui Kementerian Luar Negeri Jerman dan Kindermissionswerk – Jerman. Untuk tahun ini (2016) akan melibatkan 550 siswa-siswi dan 44 guru dari sekolah dasar di kabupaten Nias dan Nias Barat.
Para peserta menginap satu malam di rumah-rumah adat di Museum Pusaka Nias, mengunjungi pameran koleksi, mengenal flora dan fauna Nias, mengenal tanaman obat tradisional, mengenal dan bermain alat musik tradisional, menonton film dokumenter tentang Nias dan mengikuti ceramah mengenai kebudayaan Nias.
Tujuannya adalah agar generasi muda mengenal dan memahami kebudayaan mereka sendiri dan juga merasakan manfaat dan peran museum di tengah masyarakat.
Tarian dan musik tradisional
Untuk mendorong revitalisasi dan pengembangan tari dan musik etnik Nias, Museum terlibat dalam beberapa kegiatan:
Sanggar Budaya
Sekali sebulan, anak-anak muda yang berhimpun dalam satu sanggar yang disebut Sanggar Museum Pusaka Nias melakukan pertunjukkan gratis di halaman museum. Kesempatan ini digunakan oleh pengunjung untuk bisa menikmati dan mengenal kekayaan kesenian orang Nias. Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung museum. Pengunjung juga bisa memesan paket pertunjukkan tari dan musik ketika berkunjung.
Memproduksi alat-alat musik tradisional
Agar musik etnis Nias tidak punah maka para staf museum ini memproduksi alat-alat musik tradisional Nias. Walaupun beberapa alat ini dapat ditemukan di daerah lain di Sumatera, namun ada yang unik di Pulau Nias, seperti Tutu Hao, instrumen yang dibuat dari bambu. Para pengunjung dapat membeli alat musik ini dan juga bisa belajar memainkannya dari staf museum.
Merekam lagu-lagu etnik “Hoho”
Agar lagu-lagu khas etnis Nias tidak punah, maka museum ini merekam lagu-lagu itu dan membuat CD agar publik dapat menikmatinya. Lagu-lagu itu berisi cerita, sejarah dan perumpamaan yang merupakan hasil kebijaksanaan orang Nias. Lagu-lagu etnik itu disebut Hoho. Hingga saat ini lagu-lagu etnik dari Hilinawalö Fau dan Hili’ametaniha sudah bisa dinikmati dalam CD.
Peragaan teknik pembuatan peralatan rumah tangga
Agar pengetahun dan kearifan para leluhur Nias tidak punah, maka museum ini membuat dokumentasi audio visual pembuatan alat-alat rumah tangga yang membutuhkan keahlian untuk membuatnya. Misalnya periuk dari tanah. Sekarang ini pengunjung dapat belajar membuat periuk dari tanah melalui film yang diputar di museum.
Pelatihan bagi para tukang kayu
Agar keahlian arsitektur yang dulu sudah tertanam dalam diri para leluhur Nias, sehingga dapat membangun rumah-rumah adat yang menawan dan kokoh di daerah yang sering diguncang gempa bumi, maka selama proyek rehabilitasi dan pembangunan rumah-rumah adat yang di pulau Nias selalu dilibatkan anak-anak muda sebagai asisten tukang. Mereka bekerja dan belajar dari apa yang mereka lihat dan mereka buat. Mereka mencari nafkah sambil belajar keahlian dan teknik membangun rumah adat yang sering digunakan sebagai simbol kosmologi dari masyarakat Nias.
Penanaman pohon
Agar kesinambungan pemeliharaan dan pembangunan rumah adat di pulau Nias dapat terjamin, dan agar warga tidak selalu tergantung dari bahan pembangunan import, lagi agar lingkungan hidup terpelihara, maka museum ini mendorong warga di desa-desa dimana terdapat banyak rumah adat untuk menanam pohon berkualitas. Bibit pohon dibagi-bagikan kepada warga untuk ditanam di kebun mereka dan kelak menjadi investasi mereka untuk membangun rumah adat atau tempat tinggal.
Melatih siswa-siswi dan peserta magang internasional
Di museum ini para mahasiswa juga bisa menimba pengetahuan dan ketrampilan. Belajar budaya Nias, belajar memelihara alam dan belajar mengelola usaha-usaha kecil serta merencanakan acara di museum. Setiap tahun, siswa-siswi dari Sekolah Menengah Kejuruan diterima di museum ini untuk praktek dan belajar mengenai pariwisata. Disini termasuk berbagai aspek pengelolaan daya tarik pariwisata, seperti perhotelan, rumah tangga dan manajemen acara.
Selain anak-anak sekolah kejuruan, museum ini juga memberi kesempatan bagi para relawan dan mahasiswa dari luar negeri untuk bekerja dan berpraktek di Museum Pusaka Nias. Hampir setiap tahun ada mahasiswa S-2 (master) dari Eropa yang magang di museum ini. Mereka datang atas kerjasama organisasi ASA-German dan Museum Pusaka Nias.
Mempromosikan dan mengembangkan pariwisata budaya
Wisata budaya yang telah terencana baik dan yang dikelola baik boleh membantu melestarikan warisan budaya Nias. Pendapatan dari pariwisata dan apresiasi dari luar sering memberikan orang-orang lokal insentif yang kuat untuk melestarikan budaya mereka. Museum ini juga berperan sebagai daya tarik pariwisata dan merupakan bagian penting dari pariwisata di Pulau Nias. Yayasan Pusaka Nias telah memfasilitasi diskusi dan seminar tentang pariwisata untuk masyarakat lokal dan pelaku pariwisata lokal. Staf museum juga telah mengikut pelatihan untuk memandu wisatawan dan untuk hospitality. Pada tahun 2016 staf museum dari bidang hospitality telah melakukan magang selama 6 minggu di sebuah resor terkenal di Bali. Relawan AVI dari Australia di museum telah membantu dengan survei pariwisata, pelatihan dan promosi Pulau Nias sebagai tujuan wisata. Museum ini adalah tuan rumah untuk situs web www.visitniasisland.com yang merupakan sumber informasi utama untuk wisatawan tentang Pulau Nias.
Pembenahan dan penataan desa-desa adat sebagai destinasi wisata
Salah satu program museum ini yang sangat penting adalah menata desa-desa adat di Nias agar menjadi destinasi wisata yang unik dan menarik dengan cara: merehabilitasi rumah adat dan situs megalit, mendorong warga desa untuk memindahkan parabola yang ada di halaman rumah dan atap depan rumah ke bagian belakang. Memperbaiki sarana sanitasi dan fasilitas sosial. Misalnya di desa Hili’amaetaniha, Hilimondregeraya dll. Selain itu, warga juga didorong untuk selalu siap menjadi tuan rumah desa wisata dengan menunjukkan keramah-tamahan, dan karya seni serta adat istiadatnya yang baik.
Melindungi dan menata situs-situs purba kala
Yayasan Pusaka Nias tidak hanya melindungi dan merawat benda-benda cagar budaya yang ada di dalam museum. Museum juga secara aktif memberi perhatian untuk melindungi, memelihara dan menata situs-situs arkeologis diantaranya: Situs Gua Tögi Ndrawa di Desa Lelewönu Niko’otanö, Gunungsitoli, dan juga situs-situs megalit, diantaranya: Lahusa Idanö Tae di Gomo, Olayama - Bitaha di Lölöwa’u, Sisarahili Hiligoë dan Tuhemberua di Nias Barat.
Yayasan Pusaka Nias juga telah memfasilitasi renovasi ratusan rumah-rumah tradisional di Nias setelah gempa bumi tahun 2005. Baca lebih lanjut tentang proyek ini di sini.
FASILITAS MUSEUM
Produksi alat musik di museum
Doli-Doli Hagita/Gahe Rp 650.000
Doli-Doli Haua Rp 150.000
Lagia Rp 650.000
Raba Rp 75.000
Tamburu Rp 500.000
Fondrahi Rp 1.500.000
Sigu Lewuö Rp 150.000
Tutu Hao Rp 300.000
Duri Gahe Rp 120.000
Riti-riti Sole Rp 300.000
Mage-mage, Koroco Rp 300.000
Ndruri Weto Rp 175.000
PUBLIKASI MUSEUM